Sembahyang Orang Jawa

Samengko ingsun tutur/ Sembah catur supaya lumuntur/ Dhihin raga, cipta, jiwa, rasa, Kaki/ Ing kono lamun tinemu/ Tandha nugrahaning Manon. Sekarang aku menuturkan/ Empat macam sembah supaya engkau menyadarinya/ Yaitu sembah raga, cipta, jiwa, dan rasa, anakku/ Di situlah kamu bakal menyaksikan/ Tanda anugerah Tuhan. (Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV)

1. SEMBAH RAGA: sembahnya orang yang “amagang laku” (baru mulai menapaki jalan spiritual), bersucinya dengan air seperti yang biasa dilakukan sebelum sembahyang lima waktu. Sembah raga bermanfaat bagi kesegaran otot, kulit, tulang, dan sumsum.


2. SEMBAH CIPTA: sembahnya “manah luhur” (hati yang luhur), bersucinya dengan “pakartining cipta” (tindakan hati), dilakukan dengan cara merenungi Kasunyatan (hakikat kehidupan). Sembah cipta mampu membawa pelakunya sampai pada derajat penyembah.

3. SEMBAH JIWA: sembahnya mata batin, bersucinya dengan “awas emut” (menyadari kesejatian), dilakukan dengan senantiasa menyadari “alam lawas” (sangkan paraning dumadi). Sembah jiwa mampu membawa pelakunya menyaksikan “sejatine urup” (sejatinya cahaya) dalam jiwa sejatinya sendiri.

4. SEMBAH RASA: sembahnya rasa sejati untuk mengetahui “rosing dumadi” (inti keberadaan: tujuan dan kesejatian hidup). Bagi yang sudah sampai pada sembah rasa, akan terbuka semua sekat gaib (hijab), masuk ke dalam alam sejati yang berada di pusat hati (sesengkeran kang sinerung, dumunung telenging batos).

Post Populer

Ads1
Ads2